Pengidap Diabetes 50 Persen Lebih Tinggi Risikonya Kena Serangan Jantung

Jakarta, Diabetes atau kencing manis mungkin terdengar sepele, namun penyakit ini bisa berakibat fatal. Sebuah penelitian menemukan bahwa pengidap diabetes memiliki risiko terkena serangan jantung 50 persen lebih tinggi ketimbang yang tidak kena diabetes.

Sebuah penelitian bertajuk The National Diabetes Audit di Inggris menganalisis catatan kesehatan dari hampir 2 juta orang warga Inggris dan Wales. Hasilnya menemukan bahwa orang-orang yang memiliki diabetes lebih berisiko mengalami komplikasi berbahaya bagi kesehatan.



Sekitar 22.000 orang pengidap diabetes di Inggris dan Wales meninggal pada awal tahun 2010 dan 2011. Risiko serangan jantung pada orang-orang yang didiagnosis mengidap diabetes 48 persen lebih tinggi dibandingkan populasi umum.

"Kami terkejut menemukan bahwa pengidap diabetes hampir 50 persen lebih besar kemungkinannya mengalami serangan jantung. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa ribuan orang yang mengalami diabetes meninggal lebih cepat," kata Barbara Young, Kepala Eksekutif Diabetes UK seperti dilansir Medical Daily, Selasa (11/12/2012).

Pengidap diabetes tipe 1 memiliki tingkat kematian 135 persen lebih tinggi daripada angka kematian nasional di Inggris. Pengidap diabetes juga memiliki kemungkinan 65 persen lebih tinggi mengalami gagal jantung daripada populasi umum, serta 25 persen lebih besar kemungkinannya mengalami stroke.

Di AS, jumlah orang yang didiagnosis mengidap diabetes meningkat 3 kali lipat dari 5,6 juta di tahun 1980 menjadi 20,9 juta di tahun 2010. Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), diperkirakan 1 dari 3 orang dewasa AS akan menderita diabetes pada tahun 2050.

Penelitian lain baru-baru ini menemukan bahwa penyakit jantung, stroke dan angka kematian di antara pengidap diabetes menurun antara tahun 1997 hingga 2006. Walau demikian, orang-orang ini masih memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar menderita komplikasi kesehatan daripada populasi umum.

Menurut para peneliti, penurunan angka kematian sebagian besar disebabkan karena adanya perbaikan dalam kontrol gula darah, perubahan gaya hidup, deteksi dini dan program penanganan yang semakin bagus.

sumber : Detik

Tidak ada komentar: